Seringkali kita melihat bahwa penderita penyakit paru-paru berbadan kurus. Padahal, nafsu makan tidak berkurang, namun badan tetap saja kurus. Apakah penyakit paru-paru bisa mempengaruhi pada berat badan penderitanya? Atau ada penyebab lain sehingga badan tetap kurus.
Tidak ada yang benar-benar yakin mengapa penderita COPD (Cronic Obstructive Pulmonary Disease) cenderung mengalami penurunan berat badan. Namun para dokter menduga penurunan berat badan drastis penderita COPD terutama yang memiliki emfisema (pernapasan kronis) harus mengeluarkan energi lebih banyak untuk bernapas.
Faktor lain adalah kehilangan nafsu makan akibat obat atau depresi. Emfisema adalah penyakit pernapasan kronis di mana terdapat inflasi yang berlebihan pada kantung udara (alveoli) di paru-paru, sehingga menyebabkan penurunan fungsi paru-paru, dan seringkali mengalami sesak napas.
Apapun penyebabnya, penderita penyakit paru yang mengalami penurunan berat badan drastis perlu upaya ekstra untuk makan makanan yang bergizi. Hal tersebut sebaiknya dilakukan agar dapat mempertahankan berat badan yang sehat.
Karena terlalu banyak kehilangan berat badan akan menyebabkan pemecahan otot yang akan membuat semakin lemah. Hal tersebut dapat menyebabkan sesak napas bahkan saat melakukan aktivitas fisik yang tidak terlalu berat. Seiring berjalannya waktu, penderita COPD dapat menjadi sangat lemah sehingga akan bergantung pada orang lain untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Bahkan penderita COPD berat yang juga mengalami emfisema memiliki kemungkinan meninggal lebih cepat dibandingkan dengan penderita COPD yang memiliki berat badan normal. Penyebab penurunan berat badan dan kehilangan otot pada penderita COPD tidak sepenuhnya dipahami.
Tetapi para ahli percaya bahwa, penyebab penurunan berat badan pada penderita COPD dapat terjadi karena kombinasi dari banyak hal lain. Seperti dikutip dari Health, penyebab penurunan berat badan pada penderita COPD dapat termasuk, antara lain:
- Menggunakan lebih banyak energi dan nutrisi
Mungkin karena dibutuhkan lebih banyak energi untuk bernapas atau melakukan aktivitas fisik.
- Kebutuhan kortikosteroid oral lebih sering
Obat kortikosteroid oral dapat meningkatkan kerusakan jaringan otot.
- Nafsu makan berkurang
Penderita COPD dapat makan lebih sedikit karena mereka mengalami depresi, sehingga dapat menyebabkan berkurangnya nafsu makan. Mengonsumsi obat-obatan tertentu juga dapat menyebabkan berkurangnya nafsu makan.
- Terlalu sedikit oksigen
COPD dapat menyebabkan terlalu sedikit oksigen yang masuk ke dalam darah.
- Kebiasaan makan yang buruk
Oleh karena kebiasaan makan yang buruk tentunya juga dapat menyebabkan penurunan berat badan. Penderita COPD terkadang tidak ingin makan terlalu banyak, karena:
- Perut yang terlalu penuh dapat menekan diafragma dan membuat lebih sulit untuk bernapas. Menahan napas ketika mengunyah atau menelan mungkin tidak nyaman jika sudah merasa sesak napas.
- Jika penderita COPD adalah seorang lansia yang telah hidup sendirian, mungkin tidak akan makan dengan benar karena tidak ada yang mengawasi atau mengingatkan.
- Biaya makan yang mahal dapat menyebabkan kebiasaan makan yang buruk pada orang yang memiliki penghasilan terbatas.
Untuk menghindari penurunan berat badan, maka harus makan dengan baik. Makan dengan baik adalah penting untuk:
- Menjaga berat badan dan kekuatan agar tetap aktif.
- Menjaga sistem kekebalan tubuh agar tetap kuat.
Hal tersebut dapat membantu penderita COPD melawan infeksi paru-paru yang umum pada mereka yang menderita COPD. Seorang ahli gizi dapat membantu penderita COPD untuk mengetahui berapa banyak dan jenis makanan apa yang perlu dikonsumsi agar tetap kuat.
Sumber : detik.com
No comments:
Post a Comment